Minggu, 14 Agustus 2016

Resah :v

Hi guys, ane mau cerita sedikit nih (walaupun mungkin nanti ceritanya ngalor-ngidul ngetan-ngulon tapi ya nggakpapa kali yak wkwk :v). Jarang-jarang ane mau nulis cerita buat blog (kecuali edisi rampam karena itu buat tugas akhir BI :v). Hari ini, di kamar ane ini yang parah berantakannya kayak apa ya(?) kapal pecah? Ah udah sering itu mah.. Apa ya(?) ya kayak beginilah, pokoknya parah deh wkwk :v. Ane kasih tau ya kenapa kamar ane berantakan. Itu karena ane lagi suwung tingkat DEWA!! Sumvah kalo kalian lihat ane lagi suwung itu mending kalian diam dan abaikan ane :|.

Di sini, di kamar, ane lagi ngetik buat curhatan gaje episode resah. Resah kenapa? Karena besok tepatnya habis isya’ ada acara tirakatan! WOW!! Super sekali!! :| :| :| wkwk tapi bukan itu masalahnya. Masalahnya itu ane ditunjuk sebagai perwakilan generasi muda untuk menerima potongan tumpeng dari generasi tua vroh. Yah walaupun tugas ane cuma nerima tumpeng terus foto cekrekcekrek selesai tanpa perlu pidato, tapi ane itu orangnya terlalu banyak mikir (mendekati takut salah lah pokoknya).

Lalu alesan yang kedua itu karena hari ini merupakan H-3 ane berangkat buat nerusin pendidikan ane ke Jakarta. Ane pengennya itu mumpung masih di sini mbok ya ada acara maen bareng gitu kek wkwk :v ya kali kalo maen harus sendirian terus, contohnya minggu lalu ane pergi maen ke TW untuk kesekian kalinya dan itu selalu aja sendirian. Hfft.. dasar jomblo. Seenggaknya kan H-3 itu ane udah ada acara buat perpisahan kek sama temen-temen gitu. Preet.. tapi apalah daya hamba yang lemah ini wkwk.. temen-temen ane udah pada sibuk sendiri dengan acara dan tugas ospek di kampusnya masing-masing. Ya minimnya kan ane punya kesempatan to say goodbye sama mantan calon ane wkwk :v parah gilak “mantan calon”. Sebenarnya sih dulu udah ada kesempatan pas ngumpul bareng di rumah temen, tapi pas mau ngomong sama doi eh penyakit ane malah kambuh lagi. Kira-kira kayak gini scene-nya

Pas doi mau pulang,
Ane : (jalan ke arah doi lalu tangan ane ngehadang motornya)

Setelah si doi berhenti, mata kita berdua bertemu, waktu seakan berjalan menjadi lambat, dedaunan bergoyang ke sana kemari dengan anggunnya diterpa angin, semua suara mendadak lenyap ditelan kehangatan tatapan mata, seakan dunia hanya milik kita berdua. Semua itu berlangsung terasa lama hingga terdengar suara parau. Dia berkata….

Doi : “Hloh bukannya di sini parkir gratis ya bang?” 
Yaahh dia kira ane abang tukang parkiir, damn… wkwk tapi bukan kayak gitu kok hehe :v.

Untuk masalah scene-nya maap ya ini rahasia ane, jadi kalian ngga perlu kepo wkwk (emang bakal ada yang kepo? kayaknya ngga bakal deh *damn).

Yaah cukup segini dulu curhat gaje episode resah. Kapan-kapan kalau ane lagi resah lagi InshaAllah bakal ane lanjutin untuk episode selanjutnya wkwk :v

Oke see u next time and as always jangan lupa senyum ya dek wkwk :v

Senin, 08 Agustus 2016

Kebijakan Moneter dan Fiskal

A. KEBIJAKAN MONETER
Pengertian
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dimiliki pemerintah untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).


Jenis
1. Kebijakan moneter ekspansif (menetary expansive policy) : kebijakan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat, biasa dilakukan saat perekonomian mengalami deflasi.
    a) Kebijakan diskonto (penurunan tingkat suku bunga).
    b) Kebijakan pasar terbuka (membeli surat berharga).
    c) Kebijakan cash ratio (menurunkan cadangan kas).
    d) Kebijakan kredit selektif (mempermudah pemberian kredit).

2. Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive policy) : kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, biasa dilakukan saat perekonomian mengalami inflasi.
     a) Kebijakan diskonto (penigkatan tingkat suku bunga).
     b) Kebijakan pasar terbuka (penjualan surat berharga).
     c) Kebijakan cash ratio (peningkatan cadangan kas).
     d) Kebijakan kredit selektif (pengetatan pemberian kredit).


Tujuan
1. Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.
2. Menjaga dan memelihara stabilitas nilai uang rupiah.
3. Memperlancar, memperluas, dan mengatur lalu lintas pembayaran.
4. Mencegah terjadinya inflasi.
5. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran dalam perekonomian.
6. Meningkatkan kesempatan kerja.
7. Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat.


Instrumen Lain Kebijakan Moneter
a. Himbauan moral
b. Politik sanering
c. Devaluasi.
d. Revaluasi.


B. KEBIJAKAN FISKAL
Pengertian
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan unutk memengaruhi pendapatan dan pengeluaran negara.


Fungsi
1. Fungsi alokasi : untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka.
2. Fungsi distribusi : agar pembagian pendapatan nasional merata untuk semua kalangan.
3. Fungsi stabilisasi : untuk terpeliharanya keseimbangan ekonomi terutama berupa kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga barang pokok relatif stabil, dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai.


Tujuan
1. Mencegah pengangguran dan meningkatkan kesempatan kerja.
2. Menstabilkan harga.
3. mengatur laju investasi.
4. Mendorong invesitasi sosial secar optimal.
5. Menanggulangi inflasi.
6. Meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional.


Instrumen 
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berkaitan erat dengan pajak. Perubahan dalam tingkat dan komposisi pajak serta pengeluaran pemerintah dapat berdampak pada variabel-variabel dalam perekonomian, yaitu :
    a) Permintaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi.
    b) Pola alokasi sumber daya.
    c) Distribusi pendapatan.



Inflasi

Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga barang umum yang secara terus-menerus. Kenaikan harga yang bersifat sementara tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.


Penyebab Inflasi
1) Pemerintah : jika penerimaan lebih kecil daripada pengeluearan, maka pemerintah dapat mencetak uang baru. Hal ini akan menyebabkan inflasi apabila tidak diimbangi dengan penambahan produksi yang ditawarkan kepada masyarakat.

2) Pihak swasta : jika pihak swasta menerima banyak kredit dengan jumlah besar untuk memenuhi permintaan penjamin pihak swasta.

3) Ekspor-impor : jika ekspor lebih besar dari impor, devisa yang diterima akan menambah jumlah uang yang beredar dan akan menimbulkan inflasi.


Jenis Inflasi
Berdasarkan tingkat keparahannya :
1. Inflasi rendah : kenaikannya di bawah 10% pertahun.
2. Inflasi sedang : kenaikannya 10 - 30% pertahun.
3. Inflasi tinggi : kenaikannya 30 - 100% pertahun.
4. Hiperinflasi : kenaikannya lebih dari 100% pertahun.

Bedasarkan penyebabnya :
1. Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) : terjadi karena kenaikan dalam permintaan total saat perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.
2. Inflasi desakan biaya (cost-push inflaton) : terjadi karena meningkatnya harga produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk yang dihasilkan (output) ikut naik.

Berdasarkan asalnya :
1. dalam negeri (domestic inflation) : terjadi karena peristiwa ekonomi di dalam negeri.
2. luar negeri (imported inflation) : terjadi karena tingginya harga barang yang dibeli dari luar negeri.


Dampak Inflasi
Positif :
1. Mendorong tingkat bunga
2. Mendorong penanaman modal yang bersifat spekulasi.
3. Mendorong untuk melakukan kegiatan ekonomi dan pembangunan.

Negatif:
1. Investasi berkurang.
2. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.
3. Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang.
4. Menimbulkan defisit neraca pembayaran.
5. Merosotnya tingkat kesejahteraan.


Kebijakan Pemerintah Dalam Mengendalikan Inflasi
1. Kebijakan moneter : kebijakan untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat.
    a) Politik diskonto (peningkatan suku bunga).
    b) Politik pasar terbuka ( penjualan surat berharga).
    c) Politik cash ratio (peningkatan cadangan kas pemerintah).
    d) Politik kredit selektif (pengetatan pemberian kredit).

2. Kebijakan fiskal : kebijakan untuk memengaruhi penerimaan atau pengeluaran negara.


Sabtu, 18 Juni 2016

Coretan (Tugas Akhir BI)

Angin menerpa wajah seorang remaja laki-laki (wkwk remaja :v) yang sedang duduk melamun menunggu ide-ide yang tak kunjung datang. Terkadang ide-ide mulai terkumpul kayak orang-orang ngantri sembako, eh tiba-tiba ngilang entah kemana gara-gara ada cewek cantik lewat. Remaja tersebut harus mulai berpikir kembali dan mencari ide-ide keren lainnya (entah keren yang emang keren atau mungkin keren karena aneh dan gila). Hal itu dilakukannya selama jam pelajaran berlangsung sampai jam pelajaran selesai. Dia terus berpikir sampai kepala udah kayak obat nyamuk, keluar asepnya. Saat di rumahpun dia terus berpikir, dan nggak tau waktu. Mau pas makan, mandi, ber*ak, tidur, dia selalu berpikir. Sebenarnya apasih yang dia pikirkan? Ternyata dia berpikir tentang gedung/rumah yang akan dia pakai untuk objek menggambar.

Ya, remaja aneh ini bernama Rampam, umur 17 tahun, laki-laki, single (ingat!! bukan jomblo), status pelajar SMA, hobi makan. Sebetulnya, Rampam punya banyak sekali hobi, contohnya: minum, tidur, main game, gangguin orang, dan masih banyak lagi. Tetapi, yang sedang menjadi kesukaannya sekarang adalah menggambar atau yang biasa dia sebut corat-coret. Dia mulai menekuni dan melatih kamampuannya dalam menggambar dikarenakan dorongan semangat yang datang setelah melihat hasil gambaran kakaknya (sifat nggak mau kalahnya keluar). Yaa, tadi sekilas info tentang Rampam.

Rampam menginginkan objek yang akan dia buat coretan-nya itu gedung/rumah yang apabila digambar mempunyai sisi keindahan dan kerumitan tingkat sedang. Lalu  saat di sekolah. dia mulai bertanya kepada salah satu temannya, sebut saja Asir.

“Eh Sir, lu tau gedung/rumah yang keren deket-deket sini, nggak?” tanya Rampam.

“Keren yang gimana??” Asir balik tanya.

“Ya yang apalah, jadul kek, reyot kek, mewah kek, apa ajalah.” jawab Rampam.

“Emm.............” Asir berpikir sambil bergumam.

“........(krikkrikkrik)..........” Rampam menunggu jawaban Asir.
Setelah menunggu sampai lumut-an, akhirnya Asir menjawab.

“Aku nggak taui Pam hehe.” jawab dengan santainya. Rampam terdiam sejenak.

“....(Gile lu tong, ane udah nunggu lama, jawabannya nggak tau)....” batin Rampam “Ohyaudah deh makasih.”

Setelah bertanya kepada temannya, walaupun temennya juga nggak tau, Rampam mulai ingat kalau ada gedung yang lumayan bagus dan nggak terlalu sulit untuk digambar di daerah Pupuhun. Lalu saat perjalanan pulang ke rumah, dia menyempatkan untuk melihat gedung yang akan dia gambar. Setelah melihat-lihat dari segi keindahan dan tingkat kerumitannya, lalu dipastikan bahwa gedung tersebut akan ia gambar.

Di rumah, Rampam mulai berpikir ke tahap selanjutnya (dari mencari objek ke membuat rencana kapan menggambarnya dan barang apa yang harus dipersiapkan). Setelah dipikir masak-masak sampai gosong, maka ditetapkan hari dan perlengkapan yang dibutuhkan.

Hari sabtu dipilih karena merupakan hari terakhir sekolah dalam seminggu dan merupakan hari di mana waktu untuk bermain menjadi lebih banyak (maklum orang single punya lebih banyak waktu luang). Sedangkan perlengkapan yang dibutuhkan antaralain: kertas hvs, tatakan gambar, penghapus, dan pensil 2H (biar lebih ngirit).

Pada hari Sabtu, jam pelajaran Bahasa Indonesia terasa lebih lama dari biasanya. Hal ini mungkin karena Rampam ingin segera menjalankan rencananya dan mungkin juga ditambah dengan rasa bosennya sama mata pelajaran tersebut. Ya, memang dia kurang menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia (bukan pada bahasanya tapi materi yang dibahas) yang saat itu sedang membahas materi puisi. Waahhh apalagi ini. Dia paling males kalau ada tugas membuat puisi. Pernah suatu ketika dia ada tugas membuat puisi. Udah dasarnya nggak terlalu suka, jadi kalau disuruh buat ya isitilahnya dia harus bertapa semalam suntuk hanya untuk menunggu datangnya mood membuat teks puisi. Wkwk :v emang bener-bener aneh ni orang.

Setelah pura-pura mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru, jam pelajaranpun usai. Dia bergegas menuju tempat di mana dia memarkirkan motornya, lalu langsung tancap gas (gas pol rem nol vroh :v).

Jam 2 siang, Rampam sampai di lokasi. Cuaca pada siang itu tidak begitu mendukung karena mendung dan awan menutupi sinar matahari yang seharusnya menjadi sumber cahaya untuk menerangi objek. Walaupun cuaca, tidak mendukung, dia tetap menjalankan rencananya. Perlengkapan disiapkan mulai dari tatakan, kertas hvs, pensil, dan penhapus. Dengan duduk di atas motor, dia mencoba memposisikan tubuhnya senyaman mungkin. Mulai dari posisi bersila sampai posisi tiarap dia coba. Tetapi posisi yang paling nyaman bagi Rampam adalah posisi duduk seperti biasa kalau naik motor.

Rampam mulai menggambar bagian pagar, karena bagian paling depan. 10 menit berlalu, tetapi satu bagian pagarpun belum terbentuk. Dia terlalu merasa tegang, dan merasa gambarannya harus perfect seperti apa yang dia pikirkan. Rampam mulai kesal dan mulai menyerah untuk melanjutkan gambarannya. Dia mulai sadar bahwa sebenarnya dia tidak mempunyai bakat dalam menggambar. Tidak seperti yang sebelumnya ia pikirkan, kalau ayah dan kakaknya memiliki bakat dalam menggambar maka ia juga pasti memilikinya.

Terbersit dipikirannya untuk berhenti melanjutkan gambarannya lalu pulang, tetapi entah dari mana datangnya, semangat untuk melanjutkan menggambar kembali (uwaa iiki, ngeyel :v). Lalu dia melanjutkan gambarannya, tetapi kali ini dia tidak terlalu berusaha untuk mendapatkan hasil yang sempurna dan dia merasa lebih rileks.

Ternyata benar, dengan lebih rileks dan tidak terlalu berharap hasil yang sempurna, dia dapat menggambar dengan lebih lancar tanpa takut kalau hasilnya nanti bakal jelek. Di tengah-tengah menggambar, dia menyadari kesalahan apa yang dilakukan sebelumnya hingga gambarannya tidak memuaskan. Dia tidak menggambar apa yang dia lihat, tetapi malah menggambar apa yang dia ketahui.

Pada jam 3, Rampam berhenti menggambar karena memang rencana awal hanya akan menggambar selama 1 jam. Dia sudah cukup puas dengan hasil gambarannya yang dinilai tidak terlalu buruk untuk pemula. Dia yakin apabila dia lebih sering menggambar, dia akan lebih bisa menghasilkan gambar yang lebih memuaskan.

Sejak itu, Rampam memiliki pedoman “Gambarlah apa yang kamu
lihat, bukan apa yang kamu ketahui” serta “Gambar yang bagus tidak selalu dibuat oleh orang yang berbakat, tetapi juga oleh orang yang tekun dan selalu berusaha meningkatkan kemampuannya.”